Syairtentang cinta kasih. 2. DHAMMAPADA. "Kata-kata dari Dhamma", kumpulan 423 bait dalam 26 vagga. 3. Sang Buddha menjawab pertanyaan-pertanyaan yakkha Alavaka mengenai kebahagiaan, pengertian, jalan ke Nibbana. Vijaya Sutta. Suatu analisa tubuh dalam bagian-bagian pokoknya (yang tidak bersih) dan sebutan bhikkhu yang mencapai Nibbana
Dhammapada Syair Kebahagiaan (Sukha Vagga) 01/197 Sungguh bahagia bila kita hidup tanpa membenci, di antara orang-orang yang membenci. Sutra Tentang Dharani Kasih Sayang dari Hati Suci yang Maha Agung nan Luas, Sempurna, Tak Terbatas Dari Bodhisattva Avalokitesvara Seribu Tangan Seribu Mata Demikianlah yang telah kudengar. Suatu ketika
JurnalIlmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 4, No. 1, Maret 2022 p-ISSN 2686-1194 | e-ISSN: xxxx-xxxx Halaman 31 Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Bannaruji (2018), menunjukan praktik ketujuh faktor pencerahan sempurna dalam Bojjhanga Sutta yang biasa dibacakan sebagai Paritta, akan membawa kepada ketenangan dan pandangan terang (Samatha dan vipassana),
DhammapadaXI: 153-154. Dua syair ini, syair 153 dan 154 Kitab Suci Dhammapada, adalah ungkapan tulus dan mendalam dari kebahagiaan yang dirasakan Sang Buddha pada saat Beliau mencapai Penerangan Sempurna. Syair-syair ini diulang di Vihara Jetavana atas permintaan dari Yang Ariya Ananda. Pangeran Siddhattha, dari keluarga Gotama, anak dari Raja
Wawasanal-Qur'an tentang arti kebahagiaan sebagaimana dikemukakan di atas, dapat disimplifikasikan ke dalam dua aspek. Pertama, bahwa kebahagiaan di dalam al-Qur'an merujuk pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Setiap individu sangat ditekankan untuk memeroleh kedua kebahagiaan ini. Kebahagiaan dunia dikatakan dalam al-Qur'an bersifat
lokM. BERSYUKUR DAN BERTERIMA KASIH Ä€rogyaparamÄ lÄbhÄ, santuá¹á¹há¿paramaá¹ dhanaá¹; VissÄsaparamÄ Ã±Äti, nibbÄnaá¹ paramaá¹ sukhaá¹.Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar. Kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga. Kepercayaan adalah saudara yang paling baik. NibbÄna adalah kebahagiaan yang tertinggi.Dhammapada 204 DOWNLOAD AUDIO Kitab Suci Dhammapada merupakan salah satu kitab dalam Agama Buddha yang terdapat dalam Khuddaka Nik?ya. Memuat khotbah-khotbah Sang Buddha yang disusun dalam bentuk syair dengan jumlah 423 syair. Pada kesempatan kali ini akan dibahas salah satu syair yang terdapat dalam Sukha Vagga, yaitu syair 204. Syair tersebut dibabarkan oleh Sang Buddha kepada Raja Pasenadi dari Kosala setelah sebelumnya Raja Pasenadi mengikuti nasihat dari Sang Buddha untuk mengurangi makan. Syair tersebut membahas tentang sebab-sebab kebahagiaan, antara lain kesehatan, kepuasan, kepercayaan, dan Nibb?na. Tiga hal yang pertama dapat diperoleh, dijaga, dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai hal yang patut disyukuri. Tentu semua orang ingin agar hidupnya sehat, mudah merasa puas, serta mendapat kepercayaan dari kerabat dekat maupun masyarakat. Bersyukur dan berterima kasihDalam Kitab Suci A?guttara Nik?ya Buddha menjelaskan tentang tiga jenis manusia yang jarang atau langka di dunia ini. 1 Pertama, seorang Tath?gata, seorang Arahat, yang tercerahkan sempurna. 2 Kedua, seorang yang mengajarkan Dhamma dan disiplin yang dinyatakan oleh Sang Tath?gata. 3 Ketiga, seorang yang bersyukur dan berterima kasih. Ketiga jenis orang ini adalah jarang di dunia ini. Sering kali seseorang terlalu mendambakan hal-hal di luar diri yang belum diperoleh. Ketika cita-cita dan harapannya tersebut tidak tercapai lalu merasa sedih dan kecewa. Padahal, sebenarnya ia sudah memiliki hal-hal yang patut untuk disyukuri. Ia lupa untuk bersyukur dan berterima kasih atas apa yang sudah dimiliki pada saat ini. Bersyukur pada awalnya memang tidak mudah, namun hal tersebut dapat dicapai dari latihan. Kesehatan adalah keuntungan yang paling besarR?pa atau tubuh jasmani merupakan sarang penyakit dan suatu saat pasti akan diserang penyakit. Tetapi, bukan berarti seseorang kemudian lantas melalaikan kesehatan dirinya sendiri. Kesehatan adalah hal yang sangat berharga, karena dapat menunjang aktivitas seseorang. Hal inilah yang kiranya penting untuk dipahami dengan benar. Bahkan, di dinding beberapa rumah sakit di Sri Lanka, penggalan syair ?rogyaparam? l?bh?’ ditampilkan dalam huruf besar untuk mengingatkan besarnya manfaat dari kesehatan. Kepuasan adalah kekayaan yang paling berhargaSetiap orang tidak terlepas dari keinginan, baik keinginan yang sederhana, sampai keinginan yang membuat batin tersiksa. Bila tidak disadari, keinginan-keinginan rendah dapat mengantarkan seseorang pada semakin berkembangnya nafsu dan keserakahan. Ketika seseorang bisa melenyapkan keserakahan dan kekikiran, maka kebahagiaan yang didapat dari kepuasan akan menjadi kekayaan yang adalah saudara yang paling baikMemiliki saudara dekat yang mengerti dan melindungi adalah dambaan banyak orang. Tatkala seseorang dalam kesulitan, saudara dekat siap mengulurkan tangan. Kepercayaan dari lingkungan dan masyarakat, bekerja seperti halnya saudara dekat. Menolong baik ketika diminta maupun ketika tidak diminta. Bahkan, lebih jauh lagi, dapat mengantarkan seseorang pada kesuksesan dan mudah bersyukur dimulai dari hal sederhanaKetika sedih dan kecewa muncul lantaran tidak mendapatkan apa yang diinginkan, ingatlah pada tiga hal ini kesehatan, kepuasan, dan kepercayaan. Ketiga hal ini telah dimiliki, namun kadang tidak disyukuri. Penyebabnya karena pikiran yang tidak terkendali. Oleh karena itu, berusaha memunculkan rasa syukur dan berterima kasih dalam kehidupan sehari-hari amatlah penting. Dimulai dari bersyukur dan berterima kasih pada hal-hal sederhana yang ada di sekitar kita. Ketika hal ini dilatih secara terus-menerus tanpa kenal lelah, maka perlahan akan muncul dan berkembang menjadi sifat. Lebih jauh lagi, sifat baik ini akan berkembang menjadi karakter. Tentu setiap orang mengharapkan dirinya memiliki karakter yang baik. Salah satu contoh dari seseorang yang berkarakter baik adalah mereka yang dapat mensyukuri semua makhluk hidup 2011. Kitab Suci Dhammapada. Terjemahan oleh R?javar?c?riya. 2013. Singkawang Selatan Bahussuta 2015. A?guttara Nik?ya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha Jilid 1. Jakarta DhammaCitta Press.
Dhammapada bahasa Pali atau Dharmapada bahasa Sanskerta merupakan salah satu kitab suci Agama Buddha dari bagian Khuddaka Nikāya, yang merupakan salah satu bagian dari Sutta Pitaka. Dhammapada terdiri dari 26 vagga bab atau 423 bait. Bab 1 YAMAKA VAGGA 2 APPAMADA VAGGA 3 CITTA VAGGA 4 PUPHA VAGGA 5 BALA VAGGA 6 PANDITA VAGGA 7 ARAHANTA VAGGA 8 SAHASSA VAGGA 9 PAPA VAGGA 10 DANDA VAGGA 11 JARA VAGGA 12 ATTA VAGGA 13 LOKA VAGGA 14 BUDDHA VAGGA 15 SUKHA VAGGA 16 PIYA VAGGA 17 KODHA VAGGA 18 MALA VAGGA 19 DHAMMATTHA VAGGA 20 MAGGA VAGGA 21 PAKINNAKA VAGGA 22 NIRAYA VAGGA 23 NAGA VAGGA 24 TANHA VAGGA 25 BHIKKHU VAGGA 26 BRAHMANA VAGGA YAMAKA VAGGA Bab pertama ini berisikan Syair-syair Kembar, terdiri atas dua puluh ayat sebagai berikut. Segala perbuatan buruk didahului oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran, dan dihasilkan oleh pikiran. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran tidak suci, penderitaan pun akan mengikuti, seperti roda pedati mengikuti jejak kaki lembu yang menariknya. 1 Segala perbuatan baik didahului oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran, dan dihasilkan oleh pikiran. Bila sesseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran suci, kebahagiaan pun akan mengikuti, seperti bayang-banyang tak pernah meninggalkan dirinya. 2 “Ia menghinaku, ia memukulku, ia mengalahkanku, ia merampas milikku,” – kebencian dalam diri mereka yang diracuni pikiran-pikiran seperti itu, tak akan pernah berakhir. 3 “Ia menghinaku, ia memukulku, ia mengalahkankanku, ia merampas milikku,” – kebencian dalam diri mereka yang telah bebas dari pikiran-pikiran seperti itu, akan segera berakhir. 4 Kebencian tak dapat dipadamkan dengan kebencian. Hanya sikap tidak membenci yang dapat mengakhirinya. Inilah hukum yang abadi. 5 Banyak orang tidak menyadari, bahwa dalam permusuhan mereka akan binasa. Bagi yang telah sadar, segala permusuhan pun segera diakhiri. 6 Mara menjerat orang yang hidupnya hanya mencari kesenangan, indra-indrianya tak terkendali, makan berlebihan, bermalas-malas, dan lemah hati, seperti angin yang menumbangkan pohon yang lapuk. 7 Mara tak berdaya menjerat orang yang pikirannya tidak terikat oleh kesenangan-kesenangan, indria-indrianya terkuasai, makannya sederhana, penuh keyakinan, dan tekun merenungkan “ketidaksucian”, seperti angin tak mampu menggoyahkan sebuah gunung batu. 8 Orang yang belum terbebas dari noda, yang tak mampu mengendalikan diri, dan tidak mengerti kebenaran, tidaklah layak mengenakan jubah kuning. 9 Sesungguhnya ia yang telah membuang segala noda, berkelakuan baik, diberkahi pengendalian diri dan kebenaran, yang layak mengenakan jubah kuning. 10 Mereka yang membayangkan ketidakbenaran sebagai Kebenaran, dan menganggap Kebenaran sebagai ketidakbenaran,-mendasarkan dirinya pada pikiran keliru dan tak pernah dapat melihat Kesunyataan. 11 Tapi mereka yang mengetahui Kebenaran sebagai Kebenaran, dan ketidakbenaran sebagai ketidakbenaran,-mendasarkan dirinya pada pikiran benar sehingga dapat melihat Kesunyataan. 12 Seperti hujan menembus rumah beratap tipis, begitulah nafsu dengan mudah merasuk ke dalam pikiran yang tidak terlatih. 13 Seperti hujan tidak dapat menembus rumah beratap kuat, begitulah nafsu tak kuasa merasuk ke dalam pikiran yang terlatih. 14 Di sini ia menderita, begitu pula di alam berikutnya. Pembuat kejahatan menderita di kedua alam, dan merana melihat hasil perbuatan buruknya. 15 Di sini ia berbahagia, begitu pula di alam berikutnya. Pembuat kebajikan berbahagia di kedua alam, terlebih lagi setelah melihat hasil perbuatan baiknya. 16 Di sini ia bersedih, begitu pula di alam berikutnya. Pembuat kejahatanbersedih hati di kedua alam. Ia bersedih mengingat kejahatan yang telah dilakukannya, terlebih lagi setelah jatuh ke dalam penderitaan. 17 Di sini ia bergembira, begitu pula di alam berikutnya. Pembuat kebajikan bergembira di kedua alam. Ia bergembira mengingat kebajikan yang telah dilakukannya, terlebih lagi setelah mengecap kebahagiaan. 18 Orang yang meskipun banyak membaca kitab suci, tapi tidak berbuat sesuai Ajaran, seperti gembala yang menghitung sapi milik orang lain, tidak akan beroleh manfaat Kehidupan suci. 19 Orang yang meskipun sedikit membaca kitab suci, tapi berbuat sesuai Ajaran, menyingkirkan nafsu, kebencian, dan kebodohan, memiliki Pengetahuan benar, batin yang bebas, dan tidak terikat pada kehidupan sekarang maupun yang akan datang; akan beroleh manfaat Kehidupan suci. 20 APPAMADA VAGGA Berisikan sabda-sabda Buddha Gotama tentang Kesadaran. CITTA VAGGA Bab ini berisikan kotbah Buddha tentang Pikiran. PUPHA VAGGA Pupha Vagga membahas tentang Bunga-bunga. BALA VAGGA Bab tersebut berisi syair Orang-orang Dungu. PANDITA VAGGA Bab keenam ini berisi tentang Orang Bijaksana. ARAHANTA VAGGA Bab Arahanta Vagga berisi bait Arahat. SAHASSA VAGGA Sahassa Vagga juga dikenal membahas topik Beribu-ribu. PAPA VAGGA Papa Vagga memaparkan tentang Kejahatan. DANDA VAGGA Bab kesepuluh ini berisi bait Hukuman. JARA VAGGA Topik Usia Tua dibahas dalam bab tersebut. ATTA VAGGA Bait mengenai Diri Sendiri tertulis dalam bab ini. LOKA VAGGA Loka Vagga membahas tentang Dunia. BUDDHA VAGGA Bait-bait tentang Buddha terdapat dalam bab keenam-belas ini. SUKHA VAGGA Ayat-ayat Kebahagiaan terangkum dalam Sukha Vagga. PIYA VAGGA Piya Vagga berisikan ayat-ayat Cinta Kasih. KODHA VAGGA Vagga ini membahas tentang Kemarahan. MALA VAGGA Mala Vagga berisi ayat Noda-noda. DHAMMATTHA VAGGA Topik mengenai Orang Adil terdapat dalam bab ini. MAGGA VAGGA Ayat Sang Jalan tertulis dalam Magga Vagga. PAKINNAKA VAGGA Pakinnaka Vagga merangkum ayat Bunga Rampai. NIRAYA VAGGA Pembahasan Neraka terdapat dalam vagga tersebut. NAGA VAGGA Naga Vagga berisi tentang Syair-syair Gajah. TANHA VAGGA Nafsu Keinginan diulas dalam Tanha Vagga. BHIKKHU VAGGA Vagga kedua-puluh-lima ini berisi tentang Bhkikkhu atau Pertapa. BRAHMANA VAGGA Bab terakhir Dhammapada ini mengulas topik Brahmana. Referensi Istilah-Istilah Bab-1, Syair-syair Kembar, yamaka vagga] Bab-2, Kewaspadaan, [appamada vagga] Bab-3, Pikiran, citta vagga] Bab-4, Bunga-bunga, [puppha vagga] Bab-5, Orang Bodoh, [bala vagga] Bab-6, Orang Bijaksana, [pandita vagga] Bab-7, Arahat, [arahanta vagga] Bab-8, Ribuan, [sahassa vagga] Bab-9, Kejahatan, [papa vagga] Bab-10, Hukuman, [danda vagga] Bab-11, Usia Tua, [jara vagga] Bab-12, Diri Sendiri, [atta vagga] Bab-13, Dunia, [loka vagga] Bab-14, Buddha, [buddha vagga] Bab-15, Kebahagiaan, [sukha vagga] Bab-16, Kecintaan, [piya vagga] Bab-17, Kemarahan, [kodha vagga] Bab-18, Noda-noda, [mala vagga] Bab-19, Orang Adil, [dhammattha vagga] Bab-20, Jalan, [magga vagga] Bab-21, Bunga Rampai, [pakinnaka vagga] Bab-22, Neraka, [niraya vagga] Bab-23, Gajah, [naga vagga] Bab-24, Nafsu Keinginan, [tanha vagga] Bab-25, Bikkhu, [bhikkhu vagga] Bab-26, Brahmana, brahmana vagga]
syair dhammapada tentang kebahagiaan